paralayang,kota wisata batu malang,jawa-timur( doc:ferdy) |
oleh; ferdinan Douw
Anak manusia yang terkenal karena
kebandelan itu bernama, Peutobi. Dia dipanggil “Peu” oleh kawan-kawanya. peu
siswa kelas 2 di salah satu sekolah negeri di pengunungan tengah Papua.
nama dan wajah anak itu dikenal oleh semua guru maupun siswa. Saking bandelnya,
hampir semua guru menghafal berapa nilai matematikanya, sejarah,geografi dan
mata pelajaran lain.
Peu tak pernah merasa bersalah.
Apalagi meminta maaf atas semua kesalahan yang dibuatnya baik kepada guru-guru
maupun siswa-siswi. Celana dirobek-robek, pakaian kurang rapi, rambut panjang,
kurus tapi ceria. Anak itu selalu salah, tapi anehnya Peu selalu memiliki
alasan atas semua perbuatanya. Suatu hari, setelah upacara benderah, ibuguru
PKN masuk mengajar.
“Peu. Tolong pimpin doa” perintah
guru.
“Adoo.. Sa dingin buguru, suruh
teman-teman lain saja” sahut Peu sangat santai.
“jangan melawan Peu. Cepat maju
pimpin Doa” sahut Guru.
“ sa malas Bu. Ni yakob ada mo
pimpin,,hhhiehi” canda Peu sambil menunjuk Yakob, salah satu kawan yang duduk
disampingnya.
“ oo jadi Peu berani melawan Guru
eee” sahut Guru agak tensi.
“bukan melawan buguru, sa hanya
malas habis sa mandi juga terlalu pagi jadi” Peu masih melawan.
“teman-teman lain. jangan meniru Peu,
dia itu pemalas, nakal, bodoh lagi..” marah guru sambil mengingatkan
teman-teman lain.
“ ibu sudah tahu sa ni malas, kenapa
suruh sa yang pimpin doa tadi..kalau nakal yaa memang sa nakal tapi pake
akal..terus bodoh.? yaa justru bodoh itu yang sa sekolah,,kalo pintar mana
mungkin sa ada di kelas ini,,Hahahaa,” kalimat Peu spontas, ditutup dengan tawa
kemenangan.
Ada beberapa kawan yang nakalnya
sederajat ikut tertawa melihat Peu. Beberapa teman takut dengan sifat bandel
Peu, sementara beberapa teman perempuan marah Peu atas kata-kata kotor yang
dikeluarkan barusan. Sementara Ibu guru tak bicara apa-apa, ia mengisi buku
paket PKN di Noken yang ada gambar bintang Kejora, terus keluar meninggalkan
kelas.
Kelas jadi hening. Ada banyak siswa
ketakutan dengan keluarnya Ibuguru dengan penuh kemarahan. Peu dan beberapa
kawan yang biasa duduk dibelakang sama-sama biasa saja, mereka bertingkah
seolah tak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian, si kurus itu berdiri dengan
sangat santai, ia maju kedepan kelas sambil memperbaiki kerak baju yang tak
teratur. ia maju dengan gaya seoran professor atau presiden yang akan
menyampaikan ultimatum penting. Kelas hening menyaksikan perilaku Peu itu.
“teman-teman.!” Kata Peu
“ jumlah siswa di kelas kita ada 30.
Coba teman-teman yang suka belajar angkat tangan” perintah Peu.
9 siswa angkat tangan. 21 lainya
diam menunggu perintah berikutnya.
“ teman-teman yang tidak suka
belajar angkat tangan” peu.
21 orang angkat tangan dengan
teriakan “hehhheieh”. Setelah itu, kelas jadi ramai.
“ teman-teman.!” Kata Peu.
Kelas kembali hening menunggu
kata-kata Peu.
“ di kelas kita. 21 orang tidak suka
belajar, jadi seharusnya kalian tu bangga punya teman seperti saya; saya bisa
mengeluarkan guru hanya dengan kata-kata dan akhirnya kita tidak jadi belajar,,HAhehehe”
“HAHAHAHAHHEHEH” tawa serentak.
Setelah mengeluarkan ultimatum itu.
mereka bebas main, saling melempar pakai kapur,kertas. Mendorong kursi kesana
kemari, menuliskan apapun dipapan tulis pakai kapur yang tersisa sampai jam
istrahat.
**
“siswa kelas 2 yang bernama PEUTOBI
segera menghadap kepala sekolah sekarang juga”
Pengumuman itu menggema seluruh
kelas dan lingkungan sekolah. Toa pengumuman
terdapat di setiap kelas sehingga semua siswa dari kelas satu sampai
kelas tiga mendengarkan pengumuman itu. sementara Peu sedang asyik bermain bola
kaki di samping sekolah. Panggilan itu sampai di lapangan: tempat dimana di Peu
berada, ia mendengar dengan sangat jelas tapi panggilan pertama itu ia abaikan
karena terlalu asyik bermain.
“siswa kelas 2 yang bernama PEUTOBI
segera menghadap kepala sekolah sekarang juga”
Panggilan itu datang lagi. Peu
mendengar panggilan itu secara jelas tapi ia abaikan. Hingga panggilan ketiga
datang dari seorang teman kelas baru ia pergi menghadap kepala sekolah. Setiap
kali bermain bola kaki, buka baju seragam dan sepatu adalah suatu kebiasaan,
bukan Cuma Peu tapi bagi semua siswa yang suka bermain. Saat dipanggil Peu
dalam keadaan; tak pakai seragam juga sepatu. Ia pergi menghadap tanpa memperdulikan
seragam dan sepatu.
“wedededdee..Peu ko pergi pakai
seragam dan sepatu dulu baru datang” perintah kepala sekolah.
“tapi pakk..” kata Peu.
“tapi apa,,?” tanya kepala sekolah.
“ tadi dalam pengumuman. Saya
disuruh Menghadap kepala sekolah,
tapi tidak ada perintah harus memakai
seragam” sahut Peu.
“ iya memang, tapi ini lingkungan
sekolah, tetap patuhi aturan. Cepat ko pergi pakai” perintah guru agak keras.
Setelahnya. Peu tertunduk. Ia
kembali memakai seragam dan sepatu sesuai dengan perintah kepala sekolah.
“tadi pagi ko ada bikin apa sama Ibu
Rita?” tanya kepala sekolah.
“ tadi Ibu keluar karena sa malas
pimpin Doa pak” Peu.
“ ko merasa bersalah ka tidak.?kalau
guru keluar gara-gara ko pu kata-kata” tanya kepala sekolah.
“ tidak merasa bersalah pak. Karena
sa hanya malas, tidak melawan. Lagian ada banyak teman-teman di kelas, kenapa
ibu tidak menyuruh yang lain saja.?” Sahut Peu.
“yo. Lain kali jangan melawan guru”
sahut kepala sekolah.
“ingat. Tadi bu Rita sempat bilang,
Kalau Peu mengulang sampai tiga kali maka ia akan mengundang orang tua ke
sekolah” lanjut Kepala sekolah.
“ dan jangan nakal. belajar banyak!”
kepala sekolah.
“ jangan lupa baca buku” kepala
sekolah.
***
Satu hal yang Peu catat dalam
pertemuanya dengan kepala sekolah adalah kalimat terakhir yang berbunyi “JANGAN
LUPA BACA BUKU”. Kalimat semacam sering ditemui Peu dimana-mana. di ruangan
umum sekolah ada adagium “ BUKU ADALAH JENDELA DUNIA”. Peu tidak tahu apa yang
membuat orang begitu kagum dengan buku sampai ada kalimat-kalimat aneh seperti
diatas. Sejak awal masuk sekolah sampai hari ini ia sering mendengar tapi tidak
tahu makna sesungguhnya.
Hampir setiap kali kepala sekolah
berbicara. Kata-kata yang mendorong siswa untuk membaca itu selalu ada. Suatu
pagi, kepala sekolah berbicara menasehati anak-anak di halaman depan. mereka
sangat serius mendengarkan kata-kata kepala sekolah, si Bandel Peu juga ada dalam gerombolan siswa-siswi
itu.
“buku itu jendela dunia. kita bisa
melihat dunia melalui buku. Membaca buku adalah menjelajahi dunia” kepala
sekolah menasehati siswa.
“Omong Kosonggg.!” Pikir Si Bandel,
Peu.
“mana ada dunia yang besar dalam
buku kecil itu,,hihihi” pikir Peu.
Siang itu. setelah ia mendengar
kata-kata dari kepala sekolah Peu menuju ke pasar. ia membeli Piloks berwarna
merah dan hitam. Setelahnya ia bermain seperti biasa.
Setelah bell pulang berbunyi. Ia
mengambil piloks yang dibeli itu, ia melampiaskan semua kegelisaan yang
menganggu benak selam ini. di gedung paling depan, ia menuliskan apapapun
tentang keresahanya tentang buku.
“ JANGAN BACA BUKU. TIDAK ADA DUNIA
BESAR DALAM BUKU YANG KECIL”
“KATANYA; BUKU ITU JENDELA DUNIA
TAPI TIDAK ADA KACA DALAM BUKU,HEHEH”
“KALAU MEMANG ADA JENDELA YANG BISA MELIHAT
DUNIA DALAM BUKU. SA PASTI LOMPAT KELUAR KE AMERIKA”
“KALAU MAU LIHAT DUNIA. KITA HARUS
PUNYA UANG, BUKAN BUKU.!”
“ DI DALAM BUKU HANYA ADA KATA-KATA
YANG MEMBENTUK KALIMAT HINGGA PARAGRAF. TIDAK ADA PETUNJUK JALAN YANG MENUNTUN
KITA MENGELILINGI DUNIA”
Peutobi menuliskan semua itu
ditembok sekolah sebagai protes atas kata-kata yang dianggap “Omong Kosong”
selama ini. Ia menulis pakai Piloks merah dan Hitam di sepanjang gedung.
Tulisan itu terlalu besar sehingga orang bisa membaca dari jauh.
Keesokan paginya. Peu dipanggil
kepala sekolah yang suka mengulang-ulang kata-kata tentang membaca buku. Di
kantor ia ditanya.
“kenapa ko menulis kata-kata itu.?”
tanya kepsek.
“memang faktnya begitu pak.!” Jawab Peutobi.
“oke. Kami tidak akan menghapus
kata-kata yang kamu tulis di dinding selama ko tidak menemukan kata JENDELA dan
DUNIA dalam buku ini” kata kepala sekolah.
Kepala sekolah mengeluarkan kata itu
sambil mengeluarkan lima buah buku.
“Syaratnya hanya satu, kamu baca
buku ini dari awal sampai akhir dan temukan kata “JENDELA” dan “DUNIA” dalam
buku ini. kemudian kalau kamu temukan tulis dipragraf dan halaman berapa ko
temukan kedua kata itu”
Si bandel Peutobi yang tidak pernah
mau kalah menerima tawaran itu tanpa kata-kata. Ia mengambil 5 buku dan pulang kerumah.
Ia menyiapkan buku dan pena lalu membaca buku-buku itu satu per satu. Ia
membaca dengan sangat teliti sambil mencari kedua kata: Jendela dan Dunia.
Ia membaca kelima buku itu hanya
hanya dalam satu minggu. Ia menuliskan kedua kata yang ia temukan sesuai dengan
perintah kepala sekolah. ia membaca semua buku yang diberikan itu tapi catatan
Peu tentang kedua kata itu tak seberapa. hari senin berikutnya Peu kembali ke
kepala sekolah untuk mengembalikan buku yang telah ia baca.
“Cuma ini yang ko temukan” sahut
bapak.
“iya pak” sahut Peu.
“Oke. Kalau begitu kita kasih ko
waktu satu minggu lagi. Baca buku-buku ini dan tulis kedua kata itu. Kami akan
hapus kata-kata di tembok sampai kertas catatan yang ko pegang itu Full”
Sebagai anak yang dikenal jago dan tak
pernah mau kalah. Ia malu mengatakan kekalahnya sehingga terpaksa ia menerima
tantangan itu untuk menunjukan kebolehanya. Ia merima 5 buku berikutnya dan ia
membaca dengan teliti seperti yang dilakukan sebelumnya. sampai semua buku
selesai.
Setelah membaca 10 buku baru ia
mulai sadar makna dari kata-kata yangmembuat Dia gelisah selama ini. membaca
buku-buku itu membuat Peu mengetahui beberapa hal tentang belahan bumi lain
yang belum pernah diketahui sebelumnya. Ia mulai menyesal dengan kata-kata yang
ditulis besar-besar di sepanjang tembok. Lalu hari terakhir dari minggu kedua,
ia berangkat lebih awal membawa cat dan menghapus kata-kata yang telah ia coret
dengan penuh percaya diri itu.
Hingga siangnya kepala sekolah
memanggil Peutobi dan memeriksa Catatan Peu. Peu jalan dengan sedikit kagum
dengan taktik kepala sekolah yang membuat ia mencintai buku. Kepala sekolah
masih belum tahu bila si Peutobi mengetahui menfaat buku sehingga kelihatanya
Ia sangatserius, lalu bertanya;
“catatanya mana.?”
“ahahh Stop dengan ko Pu Omong
Kosong…Mana sa pinjam semua buku-buku yang belum sa baca” sahut Peu sambil
merobek kertas catatan itu.
Melihat aksi Peutobi yang sedang
merobek kertas catatan itu. kepala sekolah tertawa terbahak-bahak.
“sekarang ko su mengerti tooo..?!”
“HAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHHAH” tertawa
serentak.
Bandung 10/04/2020.
Ahhh syg peutobi. Hal yang wajar saja dia pikir begitu. Tapi sa akui Pace kepala sekolah PU cara kas bina anak peutobi itu yg keren
BalasHapusbenar skali
HapusMantap,👍👍
BalasHapus