foto saat mahasiswa papua dan papua barat komunitas basis cendrawasih menyatakan sikap menolak otsus jilid II di pondok hijau isola sukasari bandung jawa barat. (foto: Franz m) |
Ketua Divisi Humas Kombas cendrawasih Nando Menyampaikan bahwa "Otonomi khusus di Papua, Bukan impian atau harapan Rakyat Papua. Otsus itu diberikan sebagai solusi sementara demi meredam gejolak politik kemerdekaan bangsa west Papua. Namun, dalam realitasnya diatas tanah Papua, justru terbalik. Angka kematian tinggi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) paling terendah di Indonesia. Baru pemerintah dong mau paksa kita terima Otsus itu pemaksaan. Bahkan pelecehan hak dan demokrasi manusia Papua.” Tuturnya.
Selain itu pria kelahiran serui ini melanjutkan bahwa “ Otsus gagal karena ambil kebijakan sendiri, maksudnya bahwa dalam pembahasan otonomi khusus di Jakarta beberapa waktu lalu, tidak ada perwakilan manusia papua itu sendiri seperti tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemudah bahkan tokoh perempuan, majelis rakyat papua (MRP) dan Dewan Perwakilan Rakyat papua (DPRP) yang mana mereka ini semua adalah akar rumput yang akan mewakili rakyat papua. Tapi tidak ada kan.? Mereka (Jakarta dan elit local) bicara sendiri, padahal yang mereka bicarakan itu masa depan rakyat dan alam papua. Kebijakan kebijakan sepihak oleh Jakarta seperti begini yang tidak menghargai MRP ini sama saja Jakarta perkosa papua se enaknya dan menunjukan bahwa Jakarta gagal dan sudah tidak mampu lagi menjaga rakyat papua” tuturnya
Selain itu, Presiden
Kombas Cendrawasih Franz M menyampaikan "Semua suara atau aspirasi yang
disampaikan oleh Manusia Papua itu lahir dari apa yang tumbuh dalam benak dan
berkembang jadi nasionalisme manusia Papua itu sendiri jadi siapapun anda,
pejabat daerah ka, pejabat negara ka, tidak berhak batasi apalagi paksakan
untuk terima atau lanjut Otsus jilid II. Representasi suara manusia Papua
terkait otonomi khusus itu ada dalam petisi rakyat Papua (PRP) dan mahasiswa/i
Papua. Jadi kalau akar rumput Manusia Papua dalam PRP dan mahasiswa sudah
tolak, maka cari apa lagi. Itu sudah manusia Papua yang bicara. Jadi elit pentolan
kolonial stop omong kosong. Sampai saat ini kan manusia papua minta referendum
jadi ya Negara jangan banyak omong kosong, kasih Hak menentukan nasib sendiri
bagi Bangsa West Papua" Tutupnya
Solusi adalah Referendum..
BalasHapus