![]() |
Ilustrasi hari kiamat (liputan 6) |
Oleh: Flin H. Samberi
A. Apa arti dari Empat penunggang kuda yang dicatat didalam Wahyu 6: 1-8.
Kuda-kuda itu berlari, derap kaki mereka bergemuruh! Keempat kuda yang gagah dengan penunggangnya tampak sangat hidup sehingga seolah-olah melompat keluar dari halaman-halaman Alkitab!
1. Kuda pertama berwarna putih.
Penunggangnya baru menjadi raja dan sangat mulia. Kuda putih, penunggangnya raja surgawi. Sang Raja, Yesus Kristus, adalah pribadi yang menunggang demi keadilan. (Mazmur 45:4) Tugas pertamanya adalah mengusir Setan dan hantu-hantunya dari surga.—wahyu 6:2; 12:9.
2. kuda kedua berwarna merah menyala.
Penunggangnya merampas perdamaian dari seluruh bumi. Oknum Sebenarnya di Balik Perang dan Penderitaan. Pada 11 November 1918, Perang Dunia I berakhir. Bisnis diliburkan, dan orang-orang menari di jalan-jalan. Tetapi, tarian mereka tidak berlangsung lama, pada tanggal 1 september 1939 perang dunia II pecah dan pada 2 september 1945 perang dunia II berakhir, perang yang berlangsung kurang lebih 6 tahun, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa.
Baca Juga: Corona dan Peran Intelek Papua
Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia. Baru-baru ini Jenderal top Iran, Qasem Soleimani terbunuh pada Jumat (3/1/2020) lalu dalam sebuah serangan rudal AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak. Perang antara Iran dan Amerika ini berpotensi perang dunia III akan di mulai.
3. kuda berwarna hitam pekat.
Penunggangnya memegang sebuah timbangan, lalu terdengar pengumuman tentang bencana kelaparan. Kuda hitam, penunggangnya memegang timbangan yang menggambarkan bala kelaparan. (Wahyu 6:5, 6) Pada perang dunia pertama, akibat pengepungan tentara Sekutu, sekitar 750.000 orang tewas di Jerman karena kekurangan makanan. Lebih dari dua juta warga Rusia mati kelaparan pada 1921, dan tak lama kemudian bencana serupa terjadi di tempat-tempat lain. Diperkirakan total korban yang meninggal karena kelaparan mencapai 70 juta orang selama abad ke-20. Setiap tahun, lebih dari tiga juta anak balita meninggal terutama karena kekurangan gizi.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat pada 2018 ada lebih dari 821 juta orang menderita kelaparan, kerawanan pangan, dan gizi buruk di seluruh dunia. PBB mencatat jumlah ini terus meningkat selama tiga tahun terakhir.
Baca Juga: Corona Membunuh Ras Melanesia
Dilansir AFP, Selasa (17/9/2019), tingkat kelaparan hingga gizi buruk sempat menurun selama beberapa dekade. Namun, jumlah ini kembali meningkat pada tahun 2015.
4. Kuda berwarna pucat, yang menjadi pertanda penyakit dan ancaman maut lainnya.
Penunggangnya adalah Kematian. Tepat di belakangnya adalah Kuburan, yang meraup banyak sekali nyawa manusia. Kuda pucat, penunggangnya mendatangkan kematian melalui tulah penyakit. (Wahyu 6:8) Wabah penyakit yang pertama dan terbesar pada abad ke-20 adalah flu Spanyol.
Catatan jumlah korban beragam, tetapi sebuah perkiraan menyatakan bahwa flu ini membunuh sekitar 50 juta jiwa. ”Wabah ini adalah salah satu bencana terburuk dalam sejarah,” kata buku Man and Microbes. ”Bahkan wabah bubo tidak membunuh sebanyak dan secepat ini.” Cacar air, malaria, dan tuberkulosis adalah beberapa penyakit menular lainnya yang menyebabkan ratusan juta kematian pada abad ke-20. Dan baru-baru ini Wabah penyakit koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai wabah COVID-19 adalah peristiwa wabah penyakit koronavirus 2019 yang saat ini sedang menggunjang dunia.
Baca Juga: Kita Sekarang
Dilansir dari SCMP, hingga Selasa (3/3/2020) pagi, total kasus infeksi telah tercatat di seluruh dunia adalah sebanyak 90.872 kasus, jumlah korban jiwa akibat virus corona mencapai 3.117 orang dan penyebarannya di 73 negara.
B. Apa pengaruh keempat penunggang kuda terhadap umat manusia di Dunia ini.
Tahun-tahun sesudah perang, juga diwarnai oleh kekurangan makanan dan kesengsaraan ekonomi. Banyak negara di Eropa dilanda kelaparan saat perang berakhir pada 1918. Pada 1923, mata uang Jerman sama sekali tidak ada nilainya. Enam tahun kemudian, perekonomian dunia runtuh. Dan akhirnya, pada 1939, perang dunia kedua meletus. Bisa dikatakan ini adalah kelanjutan dari konflik global yang pertama itu. Ada apa di balik rentetan malapetaka ini?
Nubuat Alkitab membantu kita mengetahui mengapa peristiwa-peristiwa sejarah tertentu terjadi, khususnya Perang Dunia I. Yesus Kristus menubuatkan suatu masa ketika ”bangsa akan bangkit melawan bangsa” dan kekurangan makanan serta wabah penyakit akan menimpa seluruh bumi. (Matius 24:3, 7; Lukas 21:10, 11) Ia memberi tahu murid-muridnya bahwa berbagai bencana itu akan menjadi tanda hari-hari terakhir. Ada lebih banyak perincian di buku Wahyu yang mengaitkan penderitaan di bumi dengan perang di surga.
Baca Juga: Jembatan Merah, Penghubung Omnibus Law
Buku Alkitab ini menjelaskan mengenai empat penunggang kuda, yang kadang disebut empat penunggang kuda Akhir Zaman. Tiga penunggang kuda menggambarkan kehancuran yang sama yang Yesus nubuatkan, yaitu perang, kelaparan, dan wabah penyakit. Jelaslah, perang dunia pertama memicu masa sengsara yang tidak mereda. Dan Alkitab menyingkapkan bahwa Setan-lah yang, bisa dibilang, menarik pelatuknya. (1 Yohanes 5:19) Apakah ia dapat dihentikan?
Buku Wahyu juga meyakinkan kita bahwa waktu Setan hanya ”tinggal sedikit”.(Wahyu 12:12) Itu sebabnya ia marah besar dan menimbulkan celaka yang sangat parah di bumi. Dengan demikian, berbagai kesusahan yang kita lihat menunjukkan bahwa waktu Setan hampir habis.
Baca Juga: Sapere Aude Untuk Anak Papua
Perang Dunia I adalah titik balik dalam sejarah. Ini menciptakan era perang total yang menyulut api revolusi dan rasa tidak percaya terhadap pemimpin manusia. Ini juga memberi bukti yang jelas bahwa Setan sudah diusir dari surga. (Wahyu 12:9) Dan, penguasa dunia yang tidak kelihatan ini bereaksi seperti diktator bengis yang sadar bahwa hari-harinya sebentar lagi selesai. Ketika itu tamat, masa-masa sulit yang dipicu oleh Perang Dunia I akan berakhir.
Berdasarkan nubuat Alkitab, Anda punya alasan untuk percaya bahwa Yesus Kristus, Raja surgawi kita, akan segera ”menghancurkan perbuatan Iblis”. (1 Yohanes 3:8) Jutaan orang berdoa agar Kerajaan Allah datang. Melalui Kerajaan ini, orang-orang yang setia akhirnya akan melihat kehendak Allah—bukan kehendak Setan—terlaksana di bumi. (Matius 6:9, 10) Di bawah Kerajaan Allah, tidak akan ada lagi perang dunia, atau perang apa pun! _Mazmur 46:9.
Baca Juga: Jangan Lepas Papua
Perang di Bumi dan Perang di Surga
Sekitar 19 abad sebelum pecahnya Perang Dunia I, Setan menawari Yesus ”semua kerajaan dunia”. (Matius 4:8, 9) Yesus menolak godaan itu, dan belakangan ia menyebut Iblis sebagai ”penguasa dunia ini”. (Yohanes 14:30) Selain itu, rasul Yohanes menulis bahwa ”seluruh dunia berada dalam kuasa si fasik”.—1 Yohanes 5:19.
Karena Setan Si Iblis berkuasa atas seluruh dunia, masuk akal untuk menyimpulkan bahwa ia bertanggung jawab paling tidak atas perang dunia pertama dan akibatnya. Memang, buku Wahyu mengaitkan Setan dengan bencana di bumi sejak 1914. Berikut ringkasan peristiwa di Wahyu pasal 12: 7-12
Ayat 7 Terjadi perang di surga antara Mikhael (Yesus Kristus) dan naga (Setan) itu.
Baca Juga: Merantau
Ayat 9 Si Iblis, ”yang sedang menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk”, dicampakkan ke bumi.
Ayat 12 ”Celaka bagi bumi dan bagi laut, sebab si Iblis telah turun kepadamu dengan kemarahan yang besar, karena ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit.”
Urutan waktu di Alkitab dan peristiwa-peristiwa dunia menunjukkan bahwa perang di surga ini terjadi setelah Kerajaan Allah didirikan di surga pada 1914. Jadi, perang di bumi dan di surga terjadi pada tahun yang sangat penting ini.
*) penulis adalah mahasiswa yang yang sedang menempuh pendidikan di bandung
Daftar pustaka
Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania.
Buku Man and Microbes.
Wikipedia
kompas.com
South China Morning Post
Lebih baru
Terlama
Terimakasih
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus