doc. pribadi (@alfred.wendanaq) |
Oleh: A.T
Sosialisme Ilmiah.
Sosialisme harus
dilihat sebagai bagian dari gerak masyarakat di dalam sejarah.
Struktur-struktur sosial ini dan perubahannya dari satu ke lain, pada analisa
terakhirnya, ditentukan oleh kekuatan produksi dan hubungan manusia dengan
alat-alat produksi tersebut: bagaimana kekayaan terdistribusi dan masyarakat
terbagi menjadi kelas-kelas, siapa yang memproduksinya dan bagaimana kekayaan
tersebut diproduksi.
Dari sudut pandang
ini, maka sebab utama dari perubahan-perubahan sosial dan revolusi-revolusi
politik adalah perubahan di dalam metode produksi dan distribusi, dan bukan
semata-mata dari otak manusia atau moralitas dan kebenaran abadi yang
dipikirkannya.
Sejarah manusia
sampai hari ini adalah sejarah perjuangan kelas, antara kelas-kelas yang
memiliki kepentingan yang berbeda. Di dalam sistem perbudakan, ada kelas
pemilik budak dan budak; di feodalisme, tuan tanah dan petani; di kapitalisme,
borjuis (pemilik alat produksi) dan buruh. Setiap sistem sosial lahir untuk
kemudian mati ketika kontradiksi dan pertentangan di dalamnya tidak bisa lagi didamaikan.
Dari abu yang lama, sebuah sistem sosial yang baru lahir.
Masyarakat borjuis
yang lahir dari reruntuhan masyarakat feodal tidaklah mengakhiri pertentangan
kelas, tetapi melahirkan opresi dan pertentangan kelas yang baru. Kelas borjuis
yang lahir dari sistem feodalisme, yang lalu menjadi dewasa dan memberontak
terhadap batas-batas feodalisme, bangkit menjadi kelas penguasa yang baru
dengan menghancurkan feodalisme. Tetapi pada saat yang sama, kelas borjuis
menciptakan satu kelas yang akan menjadi penggali kuburnya: yakni kelas buruh.
Dengan semakin
besarnya kapital, semakin besar juga kelas proletar dalam jumlah dan kualitas.
Seiring dengan menuanya kapitalisme, ia justru menjadi sistem yang menghambat
kemajuan masyarakat secara umum. Kaum borjuis sudah kehilangan nilai-nilai
progesifnya sama sekali.
Masalah-masalah
ekonomi, sosial, dan politik sudah tidak bisa diselesaikan oleh mereka.
Kontradiksi utama kapitalisme adalah bahwa produksi dilakukan secara sosial
(yakni oleh mayoritas kaum pekerja) tetapi nilai-lebih produksi tersebut
(profit) diambil secara pribadi (yakni oleh segelintir pemilik modal).
Penyelesaian kontradiksi ini adalah dengan menyerahkan nilai-lebih produksi ke
rakyat pekerja dengan cara menasionalisasi ekonomi di bawah kontrol demokratis
rakyat pekerja yang akan merencanakan ekonomi secara sistematis dan demokratis
untuk kepentingan rakyat dan bukan untuk laba dan profit semata.
Demokrasi Rakyat
Pekerja.
Demokrasi adalah
oksigen dari sosialisme. Tidak akan ada sosialisme yang sejati tanpa demokrasi
kelas pekerja. Perubahan sistem ekonomi kapitalisme ke sosialisme juga harus
disertai dengan perubahan struktur politik di dalam masyarakat secara radikal.
Kita harus merubah demokrasi yang kita miliki sekarang ini, yakni demokrasi
borjuis yang hanya menjamin hak-hak demokrasi kaum pemilik modal dan
antek-anteknya, menjadi demokrasi rakyat pekerja
Baca juga: Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Papua
Demokrasi
representatif, dimana rakyat hanya disuruh ikut pemilu 5 tahun sekali dan lalu
diam menunggu sampai pemilu berikutnya, harus dirubah menjadi demokrasi
partisipatoris dimana semua rakyat aktif di dalam pengambilan keputusan dan
eksekusi keputusan tersebut setiap saat. Demokrasi rakyat pekerja bukan hanya
terbatas di lembaga pemerintahan dan politik, tetapi juga di dalam kehidupan
sehari-hari rakyat pekerja: di lingkungan tempat tinggal, sekolah-sekolah,
tempat kerja, pabrik-pabrik, dsb.
Reformasi dan
Revolusi.
Reformasi atau
Revolusi? Walaupun kami berjuang untuk tujuan akhir revolusi yang akan membawa
sosialisme, kita tidak lantas mengabaikan perjuangan untuk tuntutan sehari-hari
(reformasi) seperti 8-jam kerja, upah layak, hak berserikat dan mogok, layanan
kesehatan universal dan gratis, pendidikan gratis, dana pensiun layak untuk
semua rakyat, hak-hak wanita, dsb. Kami melihat perjuangan sehari-hari sebagai
arena untuk mempersiapkan rakyat pekerja dalam tugas historisnya, yakni
menumbangkan kapitalisme. Setiap tuntutan sehari-hari diperjuangkan bukan hanya
untuk meringankan penderitaan rakyat tetapi juga untuk menguatkan keyakinan
diri dan kesadaran kelas rakyat pekerja.
Akan tetapi, tidak
seperti kaum reformis yang hanya puas dengan reformasi dan menunda revolusi dan
sosialisme di hari depan yang jauh, kaum revolusioner selalu berjuang dengan
perspektif penaklukan kekuasaan oleh kelas buruh. Tidak seperti kaum reformis
yang hanya ingin memperbaiki kapitalisme supaya lebih baik dan berwajah
humanis, kami, berdasarkan prinsip Sosialisme Ilmiah, paham bahwa pokok sebab
dari masalah-masalah sosial datang dari karakter fundamental kapitalisme
sendiri. Oleh karena itu, untuk benar-benar mengakhiri kemiskinan, penindasan,
peperangan, dan semua macam penyakit sosial (rasisme, sexisme, homophobia, dll)
dibutuhkan sebuah perubahan fundamental di dalam sistem ekonomi politik, sebuah
revolusi untuk mengakhiri kapitalisme dan membangun sosialisme di atas
reruntuhan sistem yang tua tersebut.
Internasionalisme.
Sosialisme tidak
akan bisa selamat di dalam lautan kapitalisme. Dengan semakin terintegrasinya
sistem ekonomi dunia, tidak ada satupun negara yang dapat eksis dengan
sendirinya. Sosialisme yang dikepung oleh lautan kapitalisme akan mengalami
deformasi yang pada akhirnya akan menumbangkannya. Oleh karena itu, kemenangan
mutlak sosialisme hanya bisa dijamin bila ia menyebar ke seluruh dunia.
Kapitalis dunia hanya bisa ditumbangkan oleh kelas buruh sedunia yang
tersatukan.
Ini bukan berarti
menunda perjuangan sosialisme di dalam satu negara. Revolusi sosialis selalu
dimulai di dalam arena nasional, yang kemudian akan menyebar dalam arena
internasional dan diselesaikan dalam arena dunia. Perjuangan sosialisme tidak
boleh terbatas di dalam kungkungan nasional, akan tetapi harus memiliki
perspektif internasional dan perspektif kemenangan sosialisme sedunia.
Program
Nasionalisasi
pertambangan dan sektor industri besar.
Gas, minyak, dan
tambang mineral harus ada di tangan negara dimana perencanaan industri tambang
migas diletakkan di bawah kontrol buruh secara demokratis. Nasionalisasi
sektor-sektor industri yang menguasai hajat hidup orang banyak. Semua industri
nasional dijalankan di bawah kontrol dan manajemen buruh dan diintegrasikan ke
dalam ekonomi terencana yang demokratis.
Kebebasan
berserikat dan mogok.
Tolak semua
undang-undang anti-buruh yang mengekang kebebasan berserikat rakyat pekerja.
Hentikan intimidasi terhadap buruh yang berserikat atau yang ingin berserikat.
Kepastian kerja
untuk semua rakyat dan upah layak untuk penghidupan.
Ciptakan pekerjaan
untuk semua rakyat. Setiap orang berhak mendapatkan pekerjaan yang layak dengan
jaminan sosial penuh, status kerja tetap yang aman dan bukan status kerja
kontrak, perlindungan dari pemecatan sewenang-wenang, dan jaminan atas upah
layak untuk penghidupan. Kurangi jam kerja menjadi 35-jam kerja tanpa
pemotongan gaji. Pensiun sukarela pada umur 55 tahun dengan uang pensiun yang
layak untuk penghidupan.
Rumah untuk semua
rakyat.
Rumah yang sehat,
bersih, dan layak harus disediakan kepada setiap penduduk Indonesia. Hentikan
dengan segera segala bentuk penggusuran terhadap rakyat miskin. Segera mulai
proyek pembangunan perumahan sosial secara nasional untuk rakyat miskin.
Pelayanan
kesehatan gratis dan bermutu untuk semua rakyat.
Hentikan
privatisasi jasa pelayanan kesehatan. Bentuk sistem pelayanan kesehatan
nasional yang gratis dan bermutu untuk semua penduduk Indonesia tanpa memandang
perbedaan status sosial dan ekonomi. Setiap orang harus mendapatkan asuransi
kesehatan penuh dari negara.
Pendidikan gratis
bermutu.
Investasi masif
untuk pendidikan nasional. Sediakan pendidikan yang sepenuhnya gratis dari
tingkat kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dengan bantuan beasiswa untuk
biaya hidup pelajar. Hentikan privatisasi sekolah dan perguruan tinggi.
Program sosial
untuk kaum miskin kota dan anak jalanan.
Hentikan dengan
segera penangkapan dan tindak kekerasan terhadap kaum miskin kota dan anak
jalanan. Ciptakan program sosial untuk memperbaiki kehidupan kaum miskin kota dan
anak jalanan dengan program pendidikan, perumahan, pelatihan tenaga kerja,
penyediaan lapangan kerja, dan bimbingan sosial.
Perlindungan
Lingkungan Hidup.
Bangun sistem
transportasi publik yang gratis dan bersih. Hentikan penambangan dan penembangan
kayu ilegal. Sistem ekonomi profit harus diganti dengan sistem ekonomi
berdasarkan kebutuhan manusia yang menghormati lingkungan hidup. Hanya dengan
perencanaan ekonomi secara sosialis maka kelestarian lingkungan hidup dapat
terjaga.
Persamaan gender.
Upah sama untuk kerja
yang sama. Lawan semua bentuk diskriminasi terhadap perempuan di tempat kerja,
lingkungan tempat tinggal, sekolah, dan keluarga. Bebaskan perempuan dari
kungkungan rumahtangga dengan menyediakan pelayanan penitipan anak gratis, cuti
hamil 18 bulan yang dibayar penuh dengan jaminan kembali kerja.
Akhiri semua
bentuk diskriminasi.
Lawan diskriminasi
ras, agama, suku, gender, dan seks. Persatuan rakyat pekerja adalah
satu-satunya cara untuk melawan diskriminasi.
Federasi Dunia
Sosialis.
Buruh sedunia
bersatulah! Bentuk Federasi Asia Tenggara Sosialis sebagai bagian dari Federasi
Asia Sosialis, untuk menuju Federasi Dunia Sosialis.
Kutipan:Perhimpunan
sosialis Revolusioner(PSR)
*) Penulis adalah mahasiswa di bandung
Mantap👍
BalasHapus