BUA6GOHrM7QLK6XOoFvYvIlTMmwhL9OgHFakY7mh

Ruang Ekpresi Kita dan Tuan Arnol C Ap

tuan Arnold Clemens Ap
                                                             
Oleh: Ferdinan Douw

Dalam buku salah satu Dosen antropologi di fakultas sastra dan budaya di Universitas Papua (UNIPA) manokwari Papua Barat dituliskan bahwa ilmu antropologi adalah ilmu yang berpihak pada manusia yang terkalahkan oleh kekuasaaan. Ilmu yang mampu mengungkap sejarah-sejarah sunyi yang tak terungkap dalam kehidupan di komunitas atau bangsa tertentu. ia menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengangkat kaum tertindas dari ketertundukan dengan proses penyadaran dan transformasi.

Ilmu antropologi tak hanya digunakan untuk menganalisis kehidupan masyarakat di suatu tempat untuk kemudian dijadikan objek pembangunan baik dari program pemerintah maupun dari perusahan-perusahan. Ia berada untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, sehingga untuk meneliti para ilmuwan tak hanya bergelut dengan buku-buku di perpustakaan dengan kacatamata besar melainkan turun ke lapangan untuk mengamati dan mentransformasi kehidupan masyarakat dari sisi kebudayaan.

Hari ini (26/04/2020) adalah hari dimana salah satu antropolog Papua yang melakukan tugas dan funsinya sebagai antropolog dengan cara-cara sendiri dibunuh karena dianggap sebagai pemberontak oleh Negara . Ia adalah Arnol Clemens Ap, salah satu antropolop yang hingga kini diingat sebagai musisi,antropolog juga sebagai intelektual di era dimana ia hidup. Ia turun ke lapangan dengan memegang gitar untuk menyuarakan segala suka dan duka yang dirasakan oleh orang Papua. ia dan beberapa kawan membentuk organisasi yang dinamakan Mambesak.

Baca Jug: Sosialisme Ilmiah

Arnold Clemens Ap sebagai seorang seorang antropolog mengamati realitas masyarakat Papua saat itu dengan menulusuri bahasa daerah di seluruh papua yang berjumlah sekitar 252 ,untuk kemudian dijadikan sebagai lirik lagu. Ia menyayikan lagu-lagu dalam berbagai bahasa daerah di Papua. tujuanya menghibur dan mengangkat harkat dan martabat orang papua, namun ia dibunuh dengan tuduhan pemberontakan. Ia sebagai seorang antropolog dan seniman menulusuri bahasa daerah dan menulis lirik lagu, apakah itu salah.? Kenapa ia dibunuh.?

Antropologi mempelajarai kebudayaan masyarakat. menulusuri kehidupan masyarakat sampai ke akar-akarnya sehingga apabila Ia menulusuri bahasa daerah maka ia tak bersalah. Sementara seorang seniman adalah orang-orang yang mewujudkan imajinasi dalam sebuah wujud, ia bisa dalam bentuk lagu,gambar maupun tulisan sehingga tindakan Tuan Arnold Clemens Ap sangat tidak bersalah. Namun kemudian Ia dibunuh dan keluarga diasingkan sampai ke Negeri Belanda maka ini termasuk dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dibuat dengan sengaja oleh pemerintah yang berkuasa saat itu dan pembatasan seseorang dalam berkarya dan berseni oleh Negara.

Di Negara Indonesia yang merupakan salah satu Negara demokrasi terbesar di dunia sangat menjujung tinggi hak seseorang dalam berekspresi. Berekspresi sesuai dengan tugas dan fungsi seseorang, seorang peneliti berhak dalam meneliti dan mengungkapkan apa yang ditemukan, seorang seniman berhak dalam berkarya sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Namun apabila pembungkaman seseorang dalam berekspresi terjadi atas nama Negara maka itu bukan pembungkaman tapi penindasan.

Pembungkaman hak berekspresi oleh Negara terhadap orang Papua dimulai sejak Tahun 1961. Mulai tahun itu, orang Papua hanya menjadi penonton atas fenomena politik nasional maupun internasional. orang papua hanya dijadikan objek atas kebijakan Negara dengan berbagai kepentingan. Dalam pepera 1969, tahun dimana orang Papua harus menentukan nasib untuk hidup bebas sebagai Negara sendiri atau hidup dalam bingkai NKRI pun yang dilibatkan hanya sekitar 1000 orang dari perkiraan 800.000 orang (suryawan,2014).

Pembungkaman hak ekspresi dalam budaya dan politik paling ekstrem terjadi semenjak Suharto berkuasa. Pepera terjadi 1969, hasil pepera dinilai tidak adil dan demkoratis sehingga masyarakat papua melakukan demonstrasi dan beberapa protes atas pepera itu, namun siapapun yang memprotes hasil pepera dianggap simpatisan organisasi Papua Merdeka (OPM) sehingga hal ini pula yang dijadikan oleh Suharto dan antek-anteknya untuk membunuh orang Papua tanpa ada rasa kemanusiaan.

Tuan Arnold Clemens Ap hidup dizaman Suharto berkuasa. Semua aktivitas yang dilakukan sebagai seorang antropolog dan seniman untuk menghibur dan mengangkat harkat dan manrtabat orang Papua dinggap bertentangan dengan keinginan pemerintahan otoriter Suharto hingga akhirnya tuan Arnol dipenjara, dibunuh dan mayatnya dibuang ke Pantai basege Jayapura.

26 April 1984 lalu mayat tuan Arnol ditemukan di pantai Basege Jayapura. masyarakat Papua berduka, orang Papua kehilangan ruh yang menyatukan orang Papua dari berbagai suku melalui nada-nada lagu berbahsa daerah. tuan Arnol Clemens Ap pergi meninggalkan karya-karya luar biasa, lagu-lagu kontekstual yang menghapus primordialisme dan rasa perbedaan antara suku-suku yang ada di Papua. tubuh telah hilang, karya-karya masih ada hingga hari ini, jiwa seni masih berkeliaran dialam bebas, apakah generasi mudah mampu menangkapnya.?
Hak ekspresi Pasca Reformasi
Reformasi 1998 ditandai dengan jatuhnya pemerintahan otoriter Suharto. Ia digantikan dengan Bj.Habibie, kemdudian dilanjutkan oleh Gusdur dan mengawati. Kejatuhan Suharto adalah angin segar bagi masyarakat Indonesia, khusunya orang Papua dalam berpolitik dan berekpresi.

Reformasi membuka ruang ekpresi sebebas-bebasanya kepada masyarakat inodonesia dalam berpolitik. masyarakat Papua pada masa presiden Abduhrahman Wahid dibebaskan untuk mengibarkan benderah bintang kejora sebagai benderah indentitas adalah salah satu ruang demokrasi dalam perpolitikan walau kita tidak tahu apa rencana pemerintah dibalik perizinan ini.

Walaupun demikian. Pembungkaman ruang ekspresi baik dikalangan masyarakat maupun mahasiswa papua di Indonesia masih terasa walau ada iming-iming reformasi. Penangkapan mahasiswa yang berbicara tentang sejarah Papua yang sesungguhnya dibungkam dan diinterogasi, hal ini sempat terjadi di beberapa kota studi seperti di Yogyakarta, Surabaya dan Malang.

Berbicara dan berdiskusi tentang segala problematika dan sejarah Papua sampai saat ini masih dianggap sebagai simpatisan organisasi Papua Merdeka. Baru-baru ini beberapa mahasiswa yang menentang rasisme yang terjadi di Surabaya ditangkap dan dipenjara sampai hari ini. hal ini menunjukan ketiadaan ruang ekpresi yang bebas untuk mahasiswa Papua di tanah Papua maupun di luar Papua.

Presiden Jokowi saat kampanye pada di Tahun 2014 pernah berjanji akan membebaskan tahanan politik Papua. ia membebaskan beberapa tahanan politik Papua setelah ia menjadi presiden namun penangkapan akhir-akhir ini terhadap aktivis Papua maupun aktivis non papua yang berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia dipapua semakin naik jumlahnya. Semakin banyak orang yang ditangkap karena berpolitik maka semakin tertutup ruang demokrasi.

Penangkapan aktivias papua maupun aktivis-aktivis luar Papua yang ditangkap karena mengkritik atau pandangan tidak sesuai dengan pemerintah ini menunjukan pemerintahan wajah baru yang lebih dominan kepada otoriter.Pemerintah menggemborkan demokrasi namun mereka tidak mau/suka dengan orang yang pandanganya berkontradiksi dengan pandangan pemerintah. Sifat keotoriteran pemerintah dibungkus dengan kata demokrasi sehingga kekerasan mereka terhadap para aktivitis tidak terlihat menonjol.

Bila bibit-bibit keotoriteran pemerintah diterimah secara luas dan dianggap benar oleh masyarakat maka mereka akan mendominasi dan menindas siapapun yang mengkritik sehingga masyarakat, khusunya mahasiswa Papua perlu kritis dan logis dalam berpolitik. mahasiswa Papua tidak boleh diam dengan pembungkaman ruang ekspresi ini.
Dalam kondisi seperti ini kekritisan dan kelogisan mahasiswa diukur. Mahasiswa Papua memerlukan kekritisan, namun tetap memerhatikan kelogisan dalam mengkritik. Mahasiswa mesti menjadi kaum kritis yang logis, bukan mahasiswa kritis yang krisis.

Diskusi Komunitas Basis Cendrawasih
Sore ini (26/04/2020) humas komunitas basis cendrwasih berinisiatif untuk melakukan diskusi dalam rangka memperingati hari kematian tuan Arnold C ap. Diskusi ini seharusnya dihadiri oleh semua anggota komunitas basis cendrawasih , namun banyak yang terhalang mengikuti diskuisi sore ini karena virus corona asal china sedang mendominasi seluruh dunia dan menyarang nyawa.

Diskusi ini dimantik oleh salah satu anggota komunitas Cendrawasih (amos,y) dan domoderatori oleh (Frans,I). ada banyak pendapat dan argument yang dimunculkan oleh semua semua anggota yang megikuti diskusi ini. ada banyak ide cemerlang yang muncul diakhir diskusi sebagai solusi. Ulasan dibawah ini adalah hasil catatan penulis dari diskusi hari kematian Arnold Clemens Ap;

Arnol Ap sebagai antropolog
Tuan Arnol C Ap dikenal sebagai seorang antropolog. Ia meniliti bahasa-bahasa subkultur yang ada di Papua. ia melakukan ini sebagai seorang antrolog untuk mempelajari dan mentransformasi masyarakat papua,  ia ingin mendidik masyarakat dan menyatukan masyarakat yang terpisah-pisah antara suku satu dengan suku-suku lain.

Arnol C Ap sebagai seniman
Tuan Arnol C Ap juga sebagai seorang seniman. Ia membentuk sebuah group yang bernama Mambesak dan merekrut pemuda-pemudi papua yang piawai dalam memainkan alat musik, baik alat music tradisional maupun modern. Ia menuliskan lirik lagu dari berbagai bahasa yang ada di papua. kadang juga memadukan beberapa bahasa dalam satu lagu, hal ini dilakukan untuk menunjukan kepada masyarakat Papua bahwa kita sama-sama hitam dan keriting walau bahasa kita berbeda-beda.

Arnol C Ap sebagai aktivis kemanusiaan
Pada masa Arnold C Ap hidup. Papua berada dalam wilayah daerah Operasi Militer (DOM). Dalam berbagai operasi terjadi banyak pengunsian,pembunuhan, dan tindakan lain yang membuat masyarakat Papua trauma sampai hari ini. dalam keadaan seperti itu, Arnol dan kawan-kawanya muncul sebagai penghibur, mereka menghibur masyarakat yang berduka dan terasing. Mereka membungkus kata-kata protes mereka terhadap pemerintah dalam alunan music dan lirik. Hal inilah yang membuat pemerintahan otoriter Suharto naik pitam dan membunuh tuan Arnold C Ap.

Tubuh tuan Arnol clemens Ap telah hilang. karya-karyanya masih ada, jiwa seninya masih berkeliaran di alam bebas. apakah generasi mudah mampu menangkapnya.? tanyakan dirimu.




*) Penulis Adalah Mahasiswa di Bandung

Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

1 komentar

Posting Komentar