![]() |
Foto doc. (Mathias Wenda) |
Oleh: Alfred. T
Artikel pendek ini, hanyalah
penyederhanaan dari begitu banyaknya penjelasan-penjelasan yang ditulis oleh
“para ilmuwan” dalam buku-bukunya yang rata-rata tebal. Saking tebalnya, hingga
bikin kita sampai gagal faham.
Revolusi (Ini definisi sederhana
yang kubuat. Jika ada keberatan maka silahkan membuat definisi tersendiri dan
silahkan diposting di wall/dinding/linimasa masing-masing. Enak toh) adalah
sebuah gerak perubahan yang berlangsung dengan cepat, menyeluruh serta mendasar
guna mengubah tatanan lama ke tatanan baru yang lebih baik.
Masih bingung? Sabar.
Dalam filsafat Marxisme (baca:
materialisme dialektika) dikenal prinsip “bahwa segala sesuatu yang ada di
dunia beserta isinya ini senantiasa dalam keadaan berubah, bergerak dan
berkembang.” Dan, perubahan, pergerakan serta perkembangan tersebut didasarkan
atau mengikuti suatu hukum yang dikenal dengan sebutan HUKUM DIALEKTIKA.
Apakah hukum dialektika itu?
Hukum dialektika adalah hokum yang
mengatur segala bentuk perubahan, pergerakan dan perkembangan semua hal yang
ada di dunia beserta alam semesta ini. Sederhananya, hokum dialektika meliputi
3 (tiga) unsur, yakni:
1. Kontradiksi
2. Kuantitas & Kualitas
3. Negasi
baca juga: Pendemi corona dandilema negara
Sorry, dalam artikel ini saya tidak
bisa menjelaskan secara detail (mendalam) mengenai masing-masing unsure
tersebut. Kalau diketik terlalu panjang. Jika anda tertarik, silahkan kumpulkan
teman-teman, saudara, atau anggota keluarga, lalu bisa menghubungi saya dan
saya akan datang.
Jadi, REVOLUSI adalah sebuah gerak
perubahan yang berlangsung dengan cepat, menyeluruh serta mendasar guna
mengubah tatanan lama ke tatanan baru yang lebih baik berdasarkan hukum
dialektika.
Lalu, apa yang harus dilakukan
berkaitan dengan revolusi?
Dalam teori komunikasi atau teori
hubungan social-kemasyarakatan dikenal istilah “5W & 1H (what, who, where,
when, why & how)” Maksudnya?
WHAT. Ini sebuah kata tanya yang bermakna
pada “APA”. Yakni, apakah revolusi itu? Poin ‘what’ ini mengenai definisi atau
pengertian dari revolusi. Berarti, kita harus tahu, faham dan mengerti apa itu
revolusi. Singkatnya, untuk melakukan sebuah revolusi maka dibutuhkan adanya
PENGETAHUAN, PEMAHAMAN, dan PENGERTIAN. Kata lainnya, butuh kesadaran.
WHO. Ini sebuah kata tanya yang
bermakna pada “SIAPA” alias aktornya. Yakni, siapakah yang akan melakukan
revolusi? Dan siapa saja yang terlibat dalam revolusi? Karena bertanya mengenai
‘SIAPA” berarti ditujukan pada manusianya, bukan hewan atau tumbuh-tumbuhan,
apalagi mahluk ghaib lainnya. Meskipun begitu, kata “siapa” ini mengandung pada
2 (dua) unsur, yakni unsur manusia dan unsur organisasi. Manusia yang dimaksud
bukan semata-mata manusia sebagai individu tetapi manusia sebagai mahluk (dan
atau kelas) sosial.
Dalam sistem masyarakat yang
berlaku saat ini (kapitalisme), struktur masyarakat terbelah menjadi dua bagian
besar, yakni kelas pemilik modal/penindas (kapitalis & borjuis) berhadapan
dengan kelas proletariat (rakyat pekerja) yang bersekutu dengan dengan golongan
semi proletariat, lumpen proletariat, serta borjuis kecil. Sedangkan unsur
organisasi adalah sebuah instrument yang dipakai oleh kaum revolusioner guna
menjalankan pergerakan revolusi.
Makna lain dari kata “siapa” ini
juga berkaitan dengan “siapa yang menjadi kawan (manusia dan organisasi) dan
siapa yang menjadi lawan (manusia dan organisasi)”.
Jadi, seorang revolusioner harus
memahami mengenai “WHO WHAT alias aku ini siapa dan melakukan apa.”
baca Juga: Corona menyerang dunia,apa kabar papua.
WHERE. Artinya, di mana. Ini sebuah
kata tanya yang bermakna pada “TEMPAT atau LOKASI.” Revolusi terjadi dan
berlangsung di dunia nyata (riil), artinya di bumi bukan di langit (termasuk
bukan di dunia maya alias facebook). Meskipun di bumi, lokasi persisnya harus
tetap jelas. Seperti: di seluruh negara yang ada di dunia ini.
Konkritnya begini. Jika kita,
rakyat Indonesia ingin mengadakan revolusi, maka revolusi tersebut lokasinya di
seluruh wilayah negara Indonesia. Mengingat kata “kita” ini bermakna jamak,
maka harus dipersonalkan atau dispesifikkan menjadi:
a. Kita (buruh) berarti di
pabrik-pabrik
b. Kita (petani) berarti di
kampong-kampung pedesaan
c. Kita (mahasiswa) berarti di
kampus-kampus
d. Kita (kaum miskin kota atau kaum
urban) berarti di kota-kota.
WHEN. Artinya KAPAN. Ini sebuah
kata tanya yang bermakna pada “WAKTU.” Sebuah revolusi tidak terjadi begitu
saja atau terjadi setiap saat. Ada waktunya. Kapan waktunya? Persisnya, kita
semua tidak tahu. Semua itu tergantung pada hukum dialektika. Menentukan waktu
meletusnya sebuah revolusi tidak semudah menentukan perkiraan waktu seorang
perempuan melahirkan yang butuh waktu sekitar 9 bulan; atau telor ayam yang
menetas yang butuh waktu sekitar 21 hari. Meskipun begitu, dengan analisa yang
matang, dengan mengikuti hokum dialektika perkembangan masyarakat
setidak-tidaknya bisa membuat “prediksi’ yang meskipun tidak 100 persen benar,
minimal mendekati kebenaran. Namun satu hal yang pasti adalah HARUS DIMULAI
SEJAK SAAT INI !!!
WHY. Artinya MENGAPA. Ini sebuah
kata tanya yang bermakna pada “ALASAN”. Untuk melakukan sebuah revolusi, maka
kita harus mengetahui, memahami dan mengerti mengenai alasan-alasan dan
faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya revolusi serta alasan-alasan
yang mendasari terjadinya sebuah revolusi. Selain itu, harus pula memahami
mengenai permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Begitu
pula dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kaum revolusioner itu
sendiri. Jadi, revolusi itu bukan karena faktor KEBETULAN atau bim sala bim.
HOW. Artinya BAGAIMANA. Ini sebuah
kata tanya yang bermakna pada “PROSES.” Revolusi itu sebuah proses yang
meliputi keseluruhan tahapan-tahapan awal hingga akhir. Tahapan-tahapan yang
didalamnya mengenai: tahapan gerak, tahapan program, tahapan strategi-taktik
dan seterusnya.
Kesimpulannya:
Sebuah revolusi harus dilakukan
oleh seorang revolusioner yang memahami tentang: “SIAPA DIRINYA, MELAKUKAN APA,
DIMANA DILAKUKAN, KAPAN DILAKUKAN, MENGAPA DILAKUKAN, dan BAGAIMANA
MELAKUKANNYA.”
*) Penulis adalah mahasiswa di
Bandung
Posting Komentar
Posting Komentar